Saat siang itu
Awan hitam kelabu
Menyelimuti langit biru nan cerah
Mataharipun bersembunyi di balik awan
Dan langit meneteskan air matanya
Meski perlahan tapi pasti
Dunia menangis
Seakan tak rela
Kehilanganmu
Tanahpun tersenyum
Menyambut kehadiranmu
Iring-iringan kereta
Mengantar kepergianmu
Berjuta tangan melambaikan
Tanda perpisahan
Tetesan air mata
Tak terbendungkan lagi
Bagaikan hujan gerimis
Terlihat disana sesosok tubuh wanita
Terbujur kaku pucat pasi
Menghadap langit
Seraya pasrah
Menuju sang ilahi
Dialah seorang wanita pemberani
Yang tak kenal letih berjuang
Demi kaumnya
Cita-citanya sangat tinggi
Memperjuangkan emansipasi wanita
Agar wanita terangkat harkat dan martabatnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar